Kelas Menulis Novel di Komunitas Menulis Online (KMO) - Sejak masa sekolah, aku suka menulis. Biasanya aku menulis cerita bersambung dan waktu itu teman-teman se-asramalah yang membaca tulisanku.
Rasanya menyenangkan aja, jika ada teman yang baca. Apalagi kalau mereka merespon dengan membahas tokoh dalam cerita. Entah mengadu betapa geramnya mereka pada si tokoh jahat. Atau betapa kagumnya mereka pada ketampanan sang pemeran utama. Begitulah.
Tapi, satu hal yang nggak disukai oleh teman-temanku. Sifatku yang moody. Yah, aku bisa memulai sesuatu yang kadang nggak ku akhiri. Duh, bahas apa sih ini? Hehehe…
Intinya, aku suka menulis cerita yang nggak pernah ku selesaikan. Mandek aja gitu di tengah jalan. Coba tebak kenapa?
Kehabisan ide. Bingung mau dibawa kemana cerita ini. Terkadang karakter tokoh yang nggak konsisten, membuatku males aja gitu sama ceritanya. Dan akhirnya, buku cerita yang ku tulis tergeletak nggak berdaya. Terbengkalai dan terlupakan.
Lalu setelah sekian lama malah berhenti menulis. Beralih menjadi penikmat kata. Bukan karena aku sudah nggak mau menulis lagi. Tapi, karena aku nggak yakin bisa menyelesaikan cerita yang sudah bermain-main dalam imajinasiku.
Sampai akhirnya aku bertemu dengan sebuah flyer berisikan informasi mengenai pembukaan kelas menulis novel yang diadakan oleh Komunitas Menulis Online (KMO). Waktu itu pematerinya adalah Kak Mia Chuz. Tahu dong siapa beliau? Yupz, author novel weeding agreement yang kemudian diangkat ke layar lebar itu.
Siapa coba yang nggak tertarik buat ikutan? Jelas dong aku berminat. Akhirnya aku daftar. Penasaran dong kalian sama materi yang disampaikan.
Aku nggak akan membahas secara detail materi yang disampaikan di sini. Akan lebih bagus lagi kalau kalian ikut Kelas Menulis Novel kalau nanti KMO buka kelas lagi. Aku jamin deh, pematerinya bukan kaleng-kaleng.
Langkah Awal Menulis Novel
Setiap pekerjaan punya langkah pertama untuk mengawali. Sama halnya dengan menulis novel. Ada tahapan pertama untuk memulai menulis cerita yang kita inginkan.
Aku yakin teman-teman juga sudah bisa menebaknya. Apa saja yang kita butuhkan untuk memulai menulis? Karena pada dasarnya menulis apapun jenis tulisannya selalu butuh hal ini.
Yups, kita butuh ide ditambah karakter tokoh untuk cerita fiksi. Apalagi jika itu novel yang notabene memang memerlukan cerita panjang. Kadangkala berliku.
Baca juga Susahnya Membedakan Tema atau Ide Menulis
Di kelas ini kita akan diberitahu bagaimana kita bisa mengumpulkan ide. Dan bukan hanya itu, kita juga akan diajari bagaimana membuat karakter dalam cerita menjadi kuat dan berkesan.
Plot dan Outline Menarik
Selanjutnya ada materi plot dan outline. Apa sih gunanya dua hal ini? Kenapa dianggap penting untuk diajarkan?
Plot dan outline itu adalah semacam panduan kita menulis cerita. Apa saja yang ingin kita ceritakan? Bagaimana klimaks dan akhir dari cerita itu? Semua akan kita tuangkan di plot dan outline dalam garis besarnya.
Ingat ya Geng! Jangan sekali-kali menulis cerita tanpa plot dan outline! Apalagi bagi para pemula seperti kita #eh aku maksudnya. Hehehe…
Mungkin kalau sekelas bunda Asma Nadia, Bang Tere Liye atau Kak Mia Chuz sih nggak masalah menulis tanpa dua hal itu. Karena tanpa dituliskan, bisa jadi plot dan outline cerita mereka sudah tersimpan rapi dan menunggu giliran untuk dituangkan.
3 Bab Pertama yang Menentukan
Setelah plot dan outline selesai, maka apa yang harus kita pikirkan selanjutnya? Inilah penentu cerita kita akan terus dibaca sampai akhir atau berakhir menjadi cerita tanpa pembaca.
Tapi, Geng. Perlu diingat ya, bagaimana pun karya kita, setiap tulisan pasti ada pembacanya. Samalah seperti jodoh. Ingat kan di Al-Qur’an bahkan disebutkan bahwa setiap makhluk sudah diciptakan berpasang-pasangan.
Nah, permasalahannya adalah seberapa banyak yang akan menyukai cerita kita. Itu yang perlu kita gali alasannya.
Coba kita pikirkan, pertama kali kita membuka sebuah novel. Apa yang membuat kita tertarik untuk terus membaca?
Aku nggak tahu kalau kalian ya. Tapi bagiku, 3 Bab pertamalah yang membuatku memutuskan akan lanjut membaca sampai akhir atau nggak. Karena pernah suatu ketika aku membaca novel dan bab pertamanya saja sudah nggak asyik, maka aku nggak akan melanjutkan bacaan itu sampai akhir.
Dari Novel ke Layar Lebar
Terakhir adalah cerita mengenai pengangkatan novel Kak Mia Chuz ke layar lebar. Yupz, novel Weeding Agreement. Ada yang sudah baca novelnya? Atau menonton filmnya? Nggak mudah sih, tapi bukan berarti kita nggak bisa.
Pada intinya adalah kita harus mengerti selera masyarakat. Apa yang kira-kira yang banyak dibutuhkan?
Kalau novel kita mengakomodir semua itu, maka akan menjadi pekerjaan mudah untuk membawa novel kita ke layar lebar. Coba saja.
Itu tadi sekilas materi yang ku dapatkan kala mengikuti Kelas Menulis Online yang diadakan oleh KMO bersama Kak Mia Chuz. Pertanyaannya adalah apakah aku sudah menerapkan semua materi yang diberikan?
Mari kita lihat dengan membaca karya cerita bersambungku berjudul Merindukan Pernikahan.
Satu hal lagi, menariknya mengikuti kelas menulis novel di KMO tu adalah kita akan diberi pendampingan selama beberapa waktu. Jadi, di kelas-kelas KMO bukan hanya materi yang akan disampaikan. Tapi, ada praktik yang sebaiknya kita ikuti. Karena dalam masa pendampingan, kita dibebaskan berkonsultasi tentang kegiatan praktik menulis yang kita lakukan.
Kebayang dong menulis cerita dengan arahan dari pembimbing yang sudah professional.
Jadi, kalau misalkan KMO membuka kelas menulis dan kalian tertarik buat ikutan, jangan ragu deh. Ikut aja! Siapa tahu, karya kalian bisa diterbitkan di KMO juga. ‘Kan lumayan.
With Love
Sudah pernah ikut mbakkuh, dari situ awal kami.berkembang alhamdulillah
BalasHapusYuni baru ikutan tapi belum action. Hehehe
HapusMasyaAllah memang penting banget ya Plot dan outline. Smg Dewi lain waktu bisa buat buku solo😍
BalasHapusSemangat Mbak Dewi. Yuni lagi berjuang buat novel yang epik. Ihir...
HapusBerarti saya sekarang tinggal menunggu hasil karya Mbak Yuni, dong! Hehehe
BalasHapusSemoga novelnya bisa segera selesai dan bisa segera diterbitkan ya, Mbak.
Kelak saat yuni mulai menulis maka akan yuni syer dimari, Mbak Nurul. Hehehee
HapusSaya juga sering seperti itu, nulis cerita, eh mandek. Hehe. Iya bener, outline juga sangat berperan penting. Hal tak kalah penting lainnya adalah riset. Jadi kalau mandek biasanya disebabkan juga karna kurang riset
BalasHapusSetuju mbak em. Plot dan outline sudah kelar. Eh kurang riset. Ceritanya ya jadi aneh nanti. Hehehe
HapusWah, aku nunggu hasil kelasnya Mbak Yuni pasti nulis fiksinya makin oke nanti. Aku pernah ikutan KMO ini kelas awal dulu, lupa angkatan berapa. Tahun 2016 kalau ga salah...Dan memang mengikuti kelas ini menambah ilmu, wawasan dan teman baru.
BalasHapusAshiap. Nulis plot dan outline ternyata nggak segampang nulis curhatan. Hehehe
Hapusaku setuju jangan pernah menulis tanpa outline, ngeriii. haha kalau kaya mau jalan tu kaya tanpa arah dan tujuan. atau pergi ke tempat asing tanpa bekal peta, bisa tersesat dan nggak segera sampai tujuan, gitu kan ya?
BalasHapusNah itu dia. Jadi serem sendiri kan Mbak. HEhehe
Hapus