Cinta Lain

“Kak Ziya mau kemana?” tanya Mira langsung menghempaskan tubuhnya di ranjangku.

Mukanya kusut seperti cucian yang sudah lama belum disetrika dan dibiarkan menumpuk. Pasti ada masalah lagi dengan kekasihnya. Mereka berdua memang selalu saja bermasalah. Entah mengapa mereka nggak mau berpisah saja. Mengapa memilih bertahan di tengah masalah yang selalu menemani.

“Malam ini malam minggu. Tumben kamu malah nyamperin kamarku”, kataku sambil bersiap pergi.

Yah, setahun ini aku memang selalu rutin mengikuti pengajian muslimah di masjid agung kota kami. Bagiku, kegiatan ini lebih memberi manfaat ketimbang berdiam diri di kamar saja. Aku bisa mendapatkan banyak ilmu dan berusaha merubah kepribadianku menjadi lebih baik lagi.

Andai saja makhluk manis dan cantik di sampingku ini mau mengikuti pengajian rutin bersamaku.

Sedikit mengharap kan nggak masalah ya. Tapi, ya sudahlah. Aku hanya mampu menertawakan harapan yang sempat terbersit di hatiku.

“Defan sibuk. Mau ada acara di perusahaan tempatnya bekerja. Chatku sejak pagi saja belum dia balas”, jawabnya manyun.

Wajah manyunnya tetap saja terlihat menggemaskan. Nggak heran jika dulu Defan berusaha mati-matian mengejar cinta gadis ini. Tapi lihatlah saat ini! Ketika dia sudah merasa memiliki cinta Mira. Dia membiarkan gadis ini uring-uringan karena sikapnya.

Namun begitulah Mira. Gadis yang parasnya sangat elok dengan balutan gamis dan hijab panjang nggak pernah mau melepaskan.

Dia masih saja tergoda dengan nafsu berkedok cinta. Apalah namanya jika menjalin hubungan tanpa ikatan pernikahan selain nafsu semata. Bohong sekali jika dia mengatakan hubungan mereka adalah pacaran yang islami. Karena dalam islam nggak ada istilah pacaran. Seharusnya dia memahami hal itu. Tapi nggak. Dia tetap bertahan meski kadang dicuekin.

“Daripada bete nggak jelas, mending ikut kak Ziya saja yuk! Pengajian. Siapa tau kamu dapat cinta lain disana?” Aku berusaha mengalihkan perhatiannya pada hal yang lebih bermanfaat. Mengikuti pengajian misalnya.

“Kak Ziya nyuruh Mira selingkuhin Defan ya?”

Duh kenapa pula yang terpikir cuma hal itu.

Aku tersenyum melihat Mira mencebikkan bibirnya. Tuh kan. Dia sangat menggemaskan dengan paras ayu itu. Andai saja dia tidak mudah tergoda dengan cinta semu sebelum pernikahan, mungkin dia bisa mendapatkan cinta lain yang lebih menjaga.

“Mira, kalau yang kak Ziya maksud cinta semacam itu buat apa kakak susah – susah ngajak kamu ke pengajian? Akan lebih baik kalau kakak ngajak kamu ke mall. Prospeknya lebih jelas”

Tapi nggak mungkin aku akan mengajakmu untuk mencari cinta seperti itu, cantik. Aku nggak keberatan jika kamu menikah muda. Asal caranya syari. Hehehe.

Dia nyengir kuda. Sejenak dia berpikir. Kemudian dia bangkit dan mengambil tasnya.

"Oke deh. Aku ikut Kak Ziya saja. Daripada bete sendirian di kosan. Mana Si Defan susah banget dihubunginya."

"Nah begitu dong. Yuk berangkat!"

Cinta Lain
Sumber:https://www.freepik.com/free-photo/group-muslim-women-having-great-time_2771360.htm

Lalu, kami pergi bersama ke masjid agung tempat pengajian rutin mingguan dilaksanakan. Semoga kamu segera menyadari, tidak ada yang namanya cinta suci sebelum pernikahan Mira. Saat waktunya tiba, semoga kamu berjodoh dengan seorang yang tepat. Seorang yang mampu membimbingmu menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin Ya Rabb.

Note : Penulis bisa disapa di facebook akun : Srii Wahyunii atau akun IG @sriwahyuni1504

Yuni Bint Saniro

Blogger wanita yang menyukai dunia menulis sejak SMA. Saat ini masih pemula. Tapi tidak masalah. Kelak ada masanya menjadi profesional. Semangat.

Terima kasih atas kunjungannya, jika anda memiliki saran, kritik maupun pertanyaan silahkan tinggalkan komentar anda.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama

Artikel Terbaru di Yuni Bint Saniro