Seberapa Pantas?


By @sriiwahyunii1504

Aku tau aku hanya seorang wanita yang bahkan tak memiliki apapun. Harta, tahta bahkan keluarga. Tidak satupun. Lalu kemudian kenapa seolah aku merasa pantas menunggu dia.

Seorang lelaki yang telah lama tidak ku temui. Lebih tepatnya tidak ingin ku temui. Andai saja aku mampu, mungkin aku lebih ingin berpikir kalau dia sudah dipeluk bumi. Tapi sayangnya aku tidak bisa. Aku masih sangat ingin berjumpa dengannya. Berjumpa di bumi yang sudah sangat renta ini.
Aku tidak tau apakah aku pantas menunggunya? Sejak dulu dia selalu hebat. Terlepas dari segala hal yang dia punya. Keluarga terhormat, kebaikan, kerja keras dan semua sifat baiknya. Lalu aku? Seberapa pantas aku bersamanya.

“Lea, sudah sore. Pulang yuk! Kita harus segera bersiap. Bukannya kita harus ke bar sebelum barnya buka”, Luisa menarikku dari pantai.

Yah, aku hanya seorang wanita yang bekerja sebagai pelayan di bar. Tentu saja pria, alkohol dan seksi tidak pernah bisa terhindar dariku. Seberapa keras aku menolak pekerjaan malam ini, aku tetap tidak mampu. Memangnya apa lagi yang bisa ku lakukan dengan pendidikanku yang rendah ini. Tidak ada. Hanya ini.

Jadi disinilah aku. Tinggal di bumi yang sama dengan dia. Tapi aku tidak pernah punya keberanian untuk berjumpa dengannya. Padahal jika mengingat segala kesempurnaan sifat yang dia miliki, bisa jadi dia akan menerimaku. Toh itu hanya pekerjaan pelayan. Pelayan bar yang selalu dikaitkan dengan kehidupan malam. Apa bagusnya? Di titik inilah aku sadar bahwa aku tidak pantas sama sekali.


Tersenyumlah Lea. Inilah hidup yang kamu pilih. Nikmatilah.
Yuni Bint Saniro

Blogger wanita yang menyukai dunia menulis sejak SMA. Saat ini masih pemula. Tapi tidak masalah. Kelak ada masanya menjadi profesional. Semangat.

Terima kasih atas kunjungannya, jika anda memiliki saran, kritik maupun pertanyaan silahkan tinggalkan komentar anda.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama

Artikel Terbaru di Yuni Bint Saniro