Arti Sahabat - Tentang Jodoh

Sumber : pinterest.com

Teman adalah orang yang menyelamatkanku dari neraka yang bernama kesepian.
-Naruto Uzumaki- (Naruto)


“Kita putus aja ya, Ra?”

“Tapi ...”

“Kita udah nggak cocok lagi, Ra. Buat apa dipaksa bersama?”

“Baiklah.”

Ara meninggalkan one cup cofee yang ada di daerah kraton bangkalan. Tadinya, dia berpikir akan sedikit mengobati rasa rindu setelah sekian lama tidak bisa menemui kekasihnya. Apalagi tempat yang mereka sepakati untuk bertemu pun sangat nyaman. Instagramable sekali, membuatnya ingin menambah koleksi foto berdua dengan Ardi. Rasanya dia sudah mulai sesak napas menahan keinginan untuk bertemu pujaan hati. Bahkan untuk menghubungi Ardi pun terasa sulit hanya karena dia mulai sibuk dengan usahanya.

Ara dan Ardi mulai menjalin hubungan sekitar dua tahun lalu. Ketika itu, Ara masih menjadi staff di perusahaan swasta tempatnya bekerja sebelum berakhir dengan pengunduran diri. Mereka sudah saling mengenal sejak masa-masa perkuliahan. Namun, baru merasa nyaman satu sama lain dalam beberapa tahun terakhir hingga kemudian memutuskan berpacaran.

Masa-masa awal berhubungan adalah masa-masa yang paling membahagiakan bagi pasangan manapun. Tak terkecuali Ara dan Ardi. Ara begitu mudah menghubungi Ardi, menceritakan segala hal yang terjadi dalam kesehariannya. Dan Ardi pun dengan segala sifat welas asihnya akan menanggapi hal yang perlu ditanggapi bahkan tak segan menasihati jika dinilai sikap kekasihnya sudah mulai berlebihan.

Sampai pada saat Ara memutuskan berhenti dari pekerjaannya dan mulai merintis sebuah usaha hanya demi meluangkan waktu lebih banyak dengan pacar, Ardi mulai berulah. Dia mulai sulit menghubungi pacarnya. Beberapa kali telpon tidak diangkat dan tak terhitung berapa chat yang tidak mendapat tanggapan. Kalau pun akhirnya Ardi menghubungi, lelaki itu hanya akan menjelaskan bahwa dia terlalu sibuk hingga lupa jika ada seorang gadis yang menunggu kabar darinya. Alasan klise.

“Memang sibuk apa sih sampai nggak sempat ngangkat telponmu atau minimal balas chatlah,” teringat ucapan Laras kala itu. Ara duduk bertiga bersama Laras dan Naila, menceritakan kegundahan hatinya karena tidak juga bisa menghubungi Ardi.

Baca juga kisah Si Pendiam dan Si Cerewet


“Sejak dulu aku memang nggak suka sama Ardi, Ra. Sekarang nikmatilah kegundahan hatimu sendiri,” ejek Naila.

“Kamu kenapa sih, Nai? Emang Ardi ada salah apa sama kamu?” tanya Ara sewot. Dia tentu saja menginginkan sahabat dan pacarnya bisa akur.

“Nggak ada sih, Ra. Cuma kalau kamu mau buka mata, Ardi kan emang playboy. Dia emang manis sama semua cewek, membuat baper siapa pun. Kamu aja bodoh, mau-maunya pacaran sama dia,” omel Naila.

Benar saja. Setelah itu, tak jarang Ara mendengar kabar mengenai kedekatan Ardi dengan beberapa nama wanita. Awalnya, dia berpikir bahwa pacarnya tidak akan berpaling dengan deretan nama-nama itu. Dia yakin Ardi terlibat dengan mereka karena masalah pekerjaan saja. Tidak lebih.

Namun, Ardi memutuskan hubungan dengan Ara. Membuat hati gadis itu patah dan terluka sangat parah. Bahkan Ara menangis diam-diam beberapa malam. Dadanya sesak karena tidak ada tempat untuk mengadu. Kedua orang tua yang tidak pernah tahu tentang hubungannya dan Ardi. Pun kedua sahabat yang tidak pernah menyukai Ardi sejak awal. Dia merasa sendirian. Kesepian.

Ingin rasanya dia menolak permintaan putus dari Ardi. Namun, dia tidak memiliki kuasa menggenggam hati yang tidak menginginkannya. Seberapapun hebat rasa cinta yang dia miliki, tidak akan mampu membuatnya tega melihat sorot ketidakbahagiaan yang akan terpancar pada dua mata Ardi. Jadi, dia tidak bisa melakukan apapun kecuali mengiyakan.

==========

Naila dan Laras kesulitan menghubungi Ara. Dia seolah menghilang dan tidak ingin ditemui. Awalnya, kedua gadis itu mengira Ara sedang sibuk dengan usaha yang mulai dirintis. Namun, belakangan mereka melihat Ardi sedang jalan berdua dengan gadis lain sembari bergandengan tangan. Dan gadis itu bukan Ara.

“Ternyata dugaanmu benar, Nai. Ku pikir Ardi orang yang baik,” keluh Laras.

“Kamu nggak berpikir. Kamu cuma melihat apa yang kamu mau lihat,” tukas Naila.

Lalu keduanya mulai menyusun rencana untuk menghibur sang sahabat yang sedang patah hati. Meski berulang kali menolak untuk menceritakan masalah yang sudah terjadi, keduanya tak pernah menyerah untuk selalu menghubungi Ara. Hingga mereka merencanakan sebuah perjalanan berlibur.

Hari itu, Naila dan Laras langsung mendatangi kediaman Ara di salah satu desa di Kabupaten Sampang. Mereka akan mengajak, lebih tepatnya memaksa Ara untuk ikut ke Pulau Gili Labak. Sebuah pulau yang dikenal dengan sebutan hidden paradise di Kabupaten Sumenep, Madura. Mereka bahkan sudah mendaftarkan diri pada agen tour and travel yang khusus menangani perjalanan ke pulau itu.

Meski dengan wajah lesu, akhirnya Ara mau mengikuti rencana perjalanan mereka. Kedua orang tuanya pun memberi ijin pergi.

“Welcome to hidden paradise. Aku mau snorkelling sepuasnya ah,” seru Naila.

Senyum tipis terbit di wajah Ara. Selama dua hari semalam itu mereka menghabiskan waktu yang menyenangkan di Pulau Gili Labak. Pulau yang menjanjikan ketenangan dan memanjakan mata juga pikiran. Bagaimana tidak? Ketiga gadis itu menikmati keindahan pantai dengan pasir putihnya, kejernihan airnya dan menakjubkannya kehidupan bawah laut. Tak ketinggalan pula sunset yang begitu mempesona.

Baca juga kisah Merindukan Pernikahan


Malam ini, mereka menikmati semilir angin di pinggir pantai. Agen perjalanan mereka memfasilitasi kegiatan membakar ikan sembari menatap sinar rembulan. Sungguh pemandangan yang sangat indah.

Sejenak Ara melupakan segala resahnya. Lupa bahwa lukanya masih basah dan menganga. Dia juga lupa bagaimana hatinya sudah tak lagi berbentuk. Yang ada hanya tawa, keceriaan dan kebersamaan. Berlibur bersama kedua sahabat membuat sinar wajahnya kembali bahagia.

“Ra, kamu tahu kan sahabat itu bukan hanya ada ketika kita bahagia saja?” tanya Naila saat mereka berbaring telentang di pasir pantai setelah sesi makan malam.

“Hmm.”

“Kami memang tidak menyukai Ardi. Tapi kami tidak akan meninggalkanmu jika kamu bermasalah dengannya. Kamu tahu itu ‘kan?”

Itulah yang Ara lupakan. Sahabatnya adalah orang yang tidak pernah berbohong meski itu untuk kebahagiaannya. Mereka akan mengatakan hal yang sebenarnya tanpa perduli dia akan merasa sakit hati. Namun, mereka tidak akan pernah ikut campur jika dia sudah meyakini sesuatu. Seperti masalah Ardi. Naila selalu berkata tentang ketidaksukaannya pada lelaki itu. Dia bahkan tak segan mengomeli Ara karena memilih berpacaran dengan Ardi. Namun, tidak sekalipun dia melarang.

Kini, saat Ara ditinggalkan dan merasa kesepian, Naila dan Laras hadir untuk menghibur. Tanpa menghakimi sedikit pun. Mereka yang kadang dia lupakan jika sudah bersama Ardi, malah mereka yang merangkulnya ketika Ardi melangkah pergi. Membuat hati Ara membuncah oleh rasa haru.

“Sekarang kita pikirkan untuk memperbaiki diri saja. Saat kita semakin baik, maka kualitas jodoh kita juga akan semakin baik,” nasihat Laras.

“Dih yang ngomong juga ‘kan habis patah hati ditinggal nikah*,” ejek Naila.

“Karena itulah aku ngomong begini. Itu tandanya Allah masih sayang sama aku, makanya aku tidak disatukan dengannya. Aku yakin Allah sudah menyiapkan jodoh yang lebih baik untukku,” jawab Laras, “kamu juga, Nai. Lupain dah tu Pak Guru nggak jelas. Nggak usah ngotot pingin kurus demi orang lain. Yang penting mah kita sehat,” lanjutnya.

Mereka bertiga pun berangkulan di bawah sinar rembulan.

Note :
*Baca Si Dia yang Mudah Dibodohi

End

With Love

#chalengenulisblogjadibuku
#day4
Yuni Bint Saniro

Blogger wanita yang menyukai dunia menulis sejak SMA. Saat ini masih pemula. Tapi tidak masalah. Kelak ada masanya menjadi profesional. Semangat.

18 Komentar

Terima kasih atas kunjungannya, jika anda memiliki saran, kritik maupun pertanyaan silahkan tinggalkan komentar anda.

  1. Mereka bertiga pun berangkulan di bawah sinar rembulan, suka banget sama kalimat ini.. tetap bahagia ya kakak semua :)

    BalasHapus
  2. Betul! Selama kita berprasangka baik pada Allah, yakin segala sesuatu sebetulnya baik untuk kita. Termasuk bila Ara dan Ardi harus putus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Allah memang sebaik-baiknya perencana hidup kita ya Mbak.

      Hapus
  3. Sahabat sejati memang akan selalu ada dalam suka duka. Tenang Ara, masih ada dua sahabatmu yang akan selalu mendukungmu dalam kondisi apapun.

    BalasHapus
  4. Saat kita semakin baik, maka kualitas jodoh kita juga akan semakin baik, ..wow bijak sekali si Laras. Setujuuu akuu.
    Untung ada sahabat-sahabat tercinta yang menghibur hati Ara

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuni juga memikirkan hal itu. Jadi, bagi yuni yang masih jomblo fisabilillah mah yang penting perbaiki diri dulu. HEhehe

      Hapus
  5. Sahabat itu memang begitu. Harus berani mengoreksi saat sahabat lainnya melakukan kesalahan, dan tetap menerima saat mereka sadar dan membutuhkan pelukan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah yang Yuni rasakan saat bersahabat. Yuni sih nggak akan pura-pura setuju dengan pilihan sahabat Yuni. TApi kalau mereka jatuh karena pilihan itu, ya Yuni akan selalu nemenin dan bantuin. Hehehe

      Hapus
  6. "Aku yakin Allah telah menyiapkan jodoh yang lebih baik untukku" kalimat itu bener banget... aku ngalamin soalnya.

    BalasHapus
  7. Ceritanya asyik buat terus dikepoin ya mbak he he

    BalasHapus
  8. Sahabat, buat para jomlo itu berarti banget. Kan nggak semua kita bisa bagi atau keluhkan dengan keluarga kita. Sahabatlah yang paling dekat. Bersyukur saya pernah memiliki sahabat-sahabat terbaik di masa remaja saya. Alhamdulillah

    BalasHapus
  9. Beruntung banget Ara punya sahabat kaya Naila dan Laras.

    BalasHapus
  10. Akhirnya sahabatlah yang mengisi kekosongan di hati. Iya, masa-masa lajang dulu juga ngerasain kok. Saat bersama sahabat adalah saat kita benar-benar menjadi diri sendiri. Degan jodoh pun harusnya begitu. Jodoh kan mestinya bisa berperan sebagai sahabat juga. Ya nggak sih?

    BalasHapus
  11. Setuju...Allah telah menyiapkan jodoh yang tepat untukku

    BalasHapus
  12. Masih berlanjut rupanya kisah arti sahabat :)
    Ini berseri ya, Mbak. Sepertinya tokoh-tokoh nya sama dengan yg kemarin. Ada Ara, Naila, dan Laras. Indahnya persahabatan seperti mereka :) jadi ingat masa muda dulu, hehe

    BalasHapus
  13. Setuju sahabat yang baik itu tidak menghakimi dan tidak meninggalkan. Namun kalau sudah ada keputusan, paling ya disupport atau diingatkan.
    Dan setuju untuk berproses menjadi lebih baik agar dapat jodoh yang baik pula

    BalasHapus
Posting Komentar
Lebih baru Lebih lama

Artikel Terbaru di Yuni Bint Saniro