![]() |
seni memilih jam tangan rolex di omniluxe |
Ada satu momen yang sering membuat orang berhenti sejenak. Saat ada seseorang mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat waktu. Bukan karena jam tangan Rolex yang berkilau mencolok, tapi karena kehadirannya begitu kuat, tenang, dan berwibawa.
Iya. Sahabat Cerita harus tahu kalau Rolex emang selalu punya cara untuk menarik perhatian tanpa harus berusaha keras.
Di balik ketenaran namanya, Rolex bukan sekadar jam tangan. Ia adalah karya seni, sejarah, sekaligus aset. Nggak sedikit lho orang yang beli Rolex nggak hanya untuk melengkapi gaya, tapi juga sekaligus sebagai investasi bernilai tinggi yang bisa diwariskan.
Namun, ada pertanyaan penting yang kemudian muncul. Gimana sih cara memilih Rolex yang tepat biar nilainya nggak sekadar bertahan, tapi bakalan terus bertumbuh?
Coba deh kita telusuri bersama, dengan OMNILUXE sebagai pemandunya!
Jam Tangan Rolex tuh Lebih dari Sekadar Penunjuk Waktu
Sejak pertama kali diperkenalkan lebih dari seabad lalu, Rolex sudah menempatkan dirinya di posisi yang istimewa. Ia hadir dalam setiap momen penting sejarah, mulai dari penyelaman laut terdalam hingga pendakian gunung tertinggi.
Nggak heran kalau setiap model Rolex selalu membawa cerita dan membuatnya lebih dari sekadar aksesoris.
Bagi para kolektor dan pecinta gaya hidup mewah, Rolex adalah aset yang bisa dikenakan. Nilainya nggak hanya terjaga, tapi kerap kali meningkat.
Beberapa model bahkan menjadi “harta karun” karena kelangkaan dan kisah di baliknya.
Seni Memilih Jam Tangan Rolex untuk Investasi
![]() |
Jam Tangan Rolex (sumber: website resmi Omniluxe |
Sayangnya, nggak semua Rolex punya daya tarik investasi yang sama. Ada juga seni dalam memilih dan memahami model jam tangan Rolex yang hanya sekadar indah, dan mana yang akan bernilai tinggi di masa depan.
Berikut beberapa hal yang perlu Sahabat Cerita perhatikan sebelum kamu memutuskan untuk beli jam tangan Rolex sebagai investasi, yaitu:
1. Model Ikonik
Nama besar seperti Submariner, Daytona, dan Datejust nggak pernah kehilangan pesonanya. Model-model ini sudah terbukti jadi primadona kolektor dan cenderung punya nilai jual kembali yang stabil.
- Submariner, jam tangan penyelam paling legendaris yang diperkenalkan tahun 1953. Dengan desain sporty, bezel putar, dan ketahanan air luar biasa, Submariner jadi favorit kolektor sekaligus simbol gaya hidup aktif.
- Daytona, rilis tahun 1963 yang didesain untuk para pembalap profesional. Salah satu seri paling dicari adalah “Paul Newman Daytona”, yang pernah terjual dengan harga lelang fantastis. Daytona identik dengan kecepatan, prestise, dan kelangkaan.
- Datejust, rilis pada 1945, merupakan jam tangan otomatis pertama yang menampilkan tanggal di jendela dial. Desain klasiknya bikin Datejust selalu relevan lintas generasi dan sering dianggap sebagai jam tangan Rolex paling versatile untuk gaya formal maupun kasual.
2. Kelangkaan dan Edisi Terbatas
Di dunia koleksi, kelangkaan adalah kunci utama. Rolex yang diproduksi dalam jumlah terbatas atau sudah discontinued (nggak produksi lagi) biasanya mengalami kenaikan harga jam rolex asli yang signifikan.
Misalnya, Rolex GMT-Master II “Pepsi” dengan bezel merah-biru pernah jadi buruan kolektor setelah produksinya sempat dihentikan. Begitu juga dengan Submariner “Hulk” (bezel dan dial hijau) yang harganya melonjak drastis setelah dihentikan produksinya pada 2020.
Selain itu, edisi spesial seperti Rolex Sea-Dweller “Double Red” juga jadi incaran karena hanya diproduksi dalam jumlah terbatas di era 1970-an.
Faktor kelangkaan ini menjadikan jam tersebut bukan sekadar penunjuk waktu, melainkan aset yang bernilai historis sekaligus investasi bernilai tinggi.
3. Kondisi & Kelengkapan
Rolex tanpa box dan sertifikat original ibarat lukisan tanpa tanda tangan pelukisnya. Sementara yang lengkap dan terawat, nilainya akan jauh lebih tinggi.
Bagi kolektor, sertifikat keaslian adalah dokumen penting yang membuktikan identitas jam tangan, mulai dari nomor seri hingga tahun produksinya. Sedangkan box original menambah nilai estetika dan keutuhan sebuah koleksi.
Selain itu, kondisi fisik juga sangat menentukan:
- Servis resmi Rolex (service record) menambah nilai karena menunjukkan jam selalu dirawat dengan standar pabrikan.
- Minim goresan atau perubahan pada dial, bezel, dan bracelet akan menjaga keaslian dan harga jual kembali.
- Parts original (tanpa modifikasi atau penggantian yang nggak resmi) sangat penting, karena setiap perubahan bisa menurunkan nilai investasi.
Kombinasi kelengkapan dan kondisi inilah yang membuat sebuah Rolex bukan hanya mewah untuk dipakai, tapi juga bernilai tinggi sebagai warisan.
4. Material Premium
Rolex dari emas, platinum, atau kombinasi unik nggak hanya memikat mata, tapi juga lebih dicari kolektor karena nilai materialnya.
Rolex bahkan punya material khusus hasil riset mereka sendiri, seperti:
- Rolesor, kombinasi emas dan baja yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1930-an. Perpaduan ini menciptakan kesan elegan sekaligus sporty.
- Everose Gold, paduan emas merah eksklusif khas Rolex yang tahan pudar, menjaga kilau jam tetap menawan meski sudah bertahun-tahun pemakaian.
- Platinum 950, logam langka dan berat yang digunakan untuk model tertentu, biasanya hadir dengan sentuhan dial ice-blue yang ikonik.
Material premium ini nggak hanya memperindah tampilan, tapi juga menambah daya tarik investasi, Sahabat Cerita.
Soalnya, sifatnya yang tahan lama, jarang digunakan, dan produksinya terbatas, Rolex dengan material istimewa seringkali jadi buruan kolektor kelas dunia.
5. Cerita di Balik Model
Ada jam tangan yang pernah dipakai sama tokoh terkenal, ada pula yang punya kaitan dengan sejarah dunia. Cerita inilah yang bikin sebuah Rolex bisa bernilai jauh lebih dari harga awalnya.
Misalnya, Rolex Daytona “Paul Newman” yang pernah dimiliki aktor legendaris Paul Newman.
Jam tangan itu terjual di rumah lelang Phillips pada tahun 2017 dengan harga fantastis lebih dari USD 17 juta, menjadikannya salah satu Rolex termahal yang pernah ada.
Contoh lain adalah Rolex GMT-Master yang identik dengan para pilot Pan Am pada era 1950-an, atau Explorer yang terinspirasi dari pendakian Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay ke puncak Everest pada 1953.
Kisah-kisah bersejarah inilah yang bikin Rolex nggak hanya sekadar jam, tetapi juga artefak hidup yang membawa narasi prestise.
Sekarang paham ‘kan Sahabat Cerita, kenapa jam tangan Rolex bisa jadi investasi jangka panjang? Terus biar aman gitu, belinya di mana ya? Wait, aku juga punya jawaban untuk pertanyaan itu.
OMNILUXE jadi Pintu Gerbang Menuju Koleksi Bernilai Tinggi
Memilih jam Rolex original yang tepat tuh nggak hanya soal selera, tapi juga soal kepercayaan pada tempat membeli. OMNILUXE hadir sebagai rumah bagi koleksi Rolex asli dengan jaminan kualitas dan keaslian.
Di sini, kamu tuh nggak hanya menemukan jam tangan, Sahabat Cerita. Tapi juga dapat banyak pengalaman, kayak:
- Konsultasi bersama ahli yang memahami dunia horologi.
- Akses ke koleksi eksklusif, dari model populer hingga yang langka.
- Transparansi penuh, mulai dari sertifikasi hingga riwayat jam tangan.
Makanya, kalau kataku ya, membeli Rolex di OMNILUXE ibarat memastikan investasi waktumu aman sekaligus bergengsi.
Lokasi tokonya di Mall Artha Gading GF/B07/09, Jl. Artha Gading Selatan No. 1 Jakarta Utara 14240 Jakarta, Indonesia. Buka setiap hari, mulai pukul 11 AM sampai 9 PM. Biar lebih mudah, cek google mapsnya ya!
Saat Gaya Hidup Bertemu Investasi
Ada kalimat indah yang sering diucapkan oleh kolektor: “Rolex bukan sekadar membeli waktu, tapi menyimpan sejarah.”
Setiap detik yang berdetak dalam sebuah Rolex adalah hasil dari kerja tangan para ahli dan tradisi panjang yang nggak tergantikan. Maka ketika kamu memutuskan untuk memiliki Rolex, pastikan pilihanmu nggak hanya indah dipandang, tapi juga bernilai untuk masa depan.
Dan jika ada satu tempat yang bisa membantumu menemukan Rolex dengan nilai investasi terbaik, jawabannya adalah OMNILUXE. Tempat di mana waktu, prestise, dan investasi bertemu dalam harmoni.
0 Komentar
Terima kasih atas kunjungannya, jika anda memiliki saran, kritik maupun pertanyaan silahkan tinggalkan komentar anda.